Teknik Bertanya dalam Membaca Kritis: Cara Praktis Memahami Bacaan

Share to:

Membaca teks akademis tentu berbeda dengan membaca artikel ringan seperti blog atau berita. Ketika membaca bacaan akademik, kita harus mampu memahami ide utama, mengenali argumen, dan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung.

Bagi kamu yang sudah membaca tentang teknik membaca kritis sebelumnya, pasti tahu bahwa kemampuan ini sangat kita butuhkan dalam memahami materi yang sulit. Selain mempermudah pemahaman dengan lebih terstruktur, teknik ini juga mengasah kemampuan kita dalam berpikir kritis.

Nah, kali ini kita akan lebih memperdalam pemahaman ini dengan mempelajari teknik bertanya dalam membaca kritis. Ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang efektif. Yuk, langsung saja kita mulai pembahasannya!

Apa Itu Teknik Bertanya dalam Membaca Kritis?

Sederhananya, teknik ini seperti kita melakukan obrolan biasa. Sama seperti saat kamu bertanya ke teman untuk memahami pendapatnya. Ini akan mempermudah kita untuk lebih memahami ide, argumen, dan tujuan penulis.

Membaca kritis untuk teks akademis berarti lebih melibatkan analisis mendalam, seperti:

  • Fokus pada argumen utama: Apa ide inti yang ingin dijelaskan oleh penulis?
  • Menyaring informasi penting: Mana yang relevan untuk tujuanmu, dan mana yang sekadar pelengkap?
  • Mengevaluasi sudut pandang penulis: Apakah ada bias atau asumsi tersembunyi?

Teknik bertanya juga akan membantu kita lebih aktif saat proses membaca, dan tidak hanya menyerap informasi secara pasif.

Selain itu, teknik bertanya juga akan mendorong kita untuk lebih aktif ketika membaca, bukan hanya menyerap informasi saja secara pasif.

Mengapa Teknik Bertanya Penting?

Saat ini, informasi dari berbagai sumber sudah banyak bertebaran. Tentu, kita akan sangat kerepotan untuk menemukan dan memilah informasi yang valid dan relevan. Teknik bertanya inilah yang akan menuntun kita saat memilah informasi tersebut.

Bayangkan saja jika kamu sedang membaca artikel tentang, “Kurikulum Merdeka Belajar ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran siswa yang holistik dan kontekstual.”

Kalau kamu membuat pertanyaan sederhana seperti “Apa bukti yang mendukung pernyataan ini?”, ini akan membuat pikiran kita lebih kritis untuk menilai apakah informasi tersebut kredibel atau hanya opini semata.

Selain itu, kita juga bisa mendapatkan beberapa manfaat lain ketika menerapkan teknik bertanya dalam membaca kritis:

  1. Meningkatkan pemahaman bacaan: Dengan bertanya, kamu terlatih untuk mencari ide utama dan menyusun informasi secara logis.
  2. Melatih keterampilan analisis: Pertanyaan seperti, “Apakah argumen ini didukung bukti yang kuat?”. Ini akan melatih kita untuk menganalisis data dan argumen si penulis.
  3. Menghindari bias: Dengan mempertanyakan sudut pandang penulis, kamu bisa mengenali apakah ada asumsi yang tidak objektif.

Lebih gampangnya, kita lihat tabel perbandingan di bawah ini:

Tanpa Teknik BertanyaDengan Teknik Bertanya
Informasi sering terlewatIde utama lebih jelas
Mudah teralihkanFokus lebih terarah
Kurang kritis terhadap argumenLebih bijak memilah informasi

Langkah-Langkah Membuat Pertanyaan Efektif

Teknik bertanya dalam membaca kritis membutuhkan struktur yang jelas agar hasilnya bisa maksimal. Ada beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk membuat pertanyaan efektif:

1. Identifikasi Tujuan Penulis

Langkah pertama adalah memahami apa yang ingin dicapai penulis melalui teks. Pertanyaan ini penting untuk menangkap inti dari bacaan. Contoh pertanyaannya seperti ini:

“Apa tujuan utama teks ini? Memberi informasi, meyakinkan, atau menghibur?”

Ketika ingin menjawab pertanyaan ini, kamu bisa memperhatikan bagian pengantar dan kesimpulannya. Fokus pada dua bagian ini, karena keduanya mencerminkan maksud penulis secara langsung.

Misalnya, saat membaca artikel tentang kebijakan pendidikan, kamu bisa tanya: “Apakah tujuan artikel ini mendukung atau mengkritik kebijakan yang ada?”

2. Evaluasi Bukti dan Data Pendukung

Langkah kedua adalah menguji kekuatan bukti yang diberikan penulis. Di tahap ini, kita harus menjawab apakah bukti tersebut relevan dan kredibel. Misalnya, dengan contoh pertanyaan ini:

“Apakah bukti yang disampaikan ini selaras dengan argumen utama? Kira-kira, dari mana sumber datanya?”

Dari pertanyaan ini, kita bisa langsung memeriksa apakah ada referensi atau data kuantitatif yang mendukung pernyataan. Misalnya, ada teks yang menyatakan:

“70% mahasiswa kesulitan mengatur waktu.”

Kamu bisa lanjut tanyakan:

“Apakah angka ini didasarkan pada survei yang valid atau sekadar klaim tanpa data?”

Agar kamu bisa lebih paham lagi, kamu bisa mampir ke artikel “Cara Mudah Menganalisis Struktur Teks Argumentasi untuk Pemula”.

3. Analisis Struktur Argumen

Selanjutnya, yang perlu kita lakukan adalah menganalisis struktur argumentasi dari penulis. Tujuannya, untuk mengetahui logika di balik teks yang kita baca. Contoh pertanyaannya adalah:

“Apakah argumen ini logis? Adakah langkah-langkah yang hilang dalam penjelasan?”

Untuk menjawab ini, kamu bisa mencoba cara lain dengan menggunakan diagram alur untuk mencatat urutan argumen. Ini akan mempermudah kita ketika menganalisisnya.

Sebagai contoh, saat membaca opini di artikel, tanyakan tentang: “Apakah penulis menjelaskan alasan sebelum menarik kesimpulan?”

4. Pertimbangkan Perspektif Lain

Langkah terakhir yang perlu kita lakukan adalah meninjau apakah penulis memiliki bias tertentu. Ini penting! Perspektif yang terbatas bisa memengaruhi cara informasi disampaikan. Contoh pertanyaannya seperti ini:

“Adakah sudut pandang lain yang mungkin tidak diperhatikan? Atau, hanya melihat dari satu sisi masalah saja?”

Dalam hal ini, kita perlu membandingkan teks dengan sumber lain untuk mendapatkan pandangan yang lebih lengkap. Dan, hati-hati! Kamu perlu memilih sumber yang benar-benar relevan.

Misalnya, dalam teks tentang perubahan iklim, tanyakan: “Apakah penulis hanya menyoroti dampak ekonomi tanpa membahas aspek lingkungan?”

Contoh Penerapan Teknik Bertanya pada Bacaan Akademis

Agar lebih jelas, mari kita lihat bagaimana teknik bertanya diterapkan pada sebuah teks akademis. Studi kasus ini membantu kamu memahami langkah-langkahnya secara nyata dan terstruktur.

Studi Kasus: Artikel Jurnal

Teks: “Makalah ini menyebutkan bahwa kurangnya akses pendidikan adalah penyebab utama ketimpangan sosial di wilayah pedesaan.”

Pertanyaan yang bisa kamu ajukan:

  1. Apa bukti yang mendukung klaim ini?
    • Periksa, apakah artikel menyebutkan data survei, wawancara, atau laporan statistik.
  2. Adakah faktor lain yang juga memengaruhi ketimpangan sosial?
    • Tanyakan, apakah penulis membahas faktor-faktor selain akses pendidikan, seperti ekonomi atau infrastruktur.
  3. Apakah kesimpulan ini berlaku untuk semua wilayah pedesaan?
    • Evaluasi, apakah hasil penelitian memiliki batasan tertentu atau justru bisa digeneralisasi.

Contoh Proses Bertanya dan Menjawab

LangkahPertanyaanTemuan
Identifikasi tujuan penulis“Apa yang ingin disampaikan melalui artikel ini?”Artikel ingin menunjukkan hubungan antara pendidikan dan ketimpangan sosial.
Evaluasi bukti“Apakah ada data nyata yang mendukungnya?”Artikel menyebutkan survei di 40 desa dengan statistik pendukung.
Pertimbangan perspektif lain“Adakah faktor lain yang dibahas dalam artikel ini?”Tidak ada; hanya fokus pada pendidikan tanpa membahas faktor ekonomi.

Tips Praktis untuk Latihan

Ada beberapa tips praktis yang bisa kamu lakukan ketika menerapkan teknik bertanya:

  • Ketika membaca pendahuluan jurnal, tanyakan: “Apa masalah utama yang ingin dipecahkan penulis?”
  • Pada bagian metode, coba tanyakan: “Apakah metode ini cukup untuk menjawab pertanyaan penelitian?”
  • Ketika membaca kesimpulan, ajukan: “Apakah data dan analisis mendukung klaim akhir?”

Untuk lengkapnya, kamu bisa membaca artikel tentang “5 Teknik Membaca Kritis untuk Memahami Materi Sulit” agar kemampuan membacamu semakin tajam!

Kesalahan Umum dalam Mengajukan Pertanyaan

Memang, teknik bertanya ini terkesan mudah dibuat. Tapi, tetap ada kesalahan yang mungkin kita lakukan. Beberapa di antaranya adalah:

Kesalahan 1: Bertanya Terlalu Umum

  • Jangan“Apa maksud teks ini secara keseluruhan?” Pertanyaan seperti ini terlalu luas dan sulit dijawab dengan spesifik.
  • Lakukan“Apa argumen utama dari bagian ini?” Pertanyaan yang lebih spesifik akan membantu kamu memahami ide inti tanpa merasa kewalahan.

Kesalahan 2: Tidak Fokus pada Argumen Utama

  • Jangan“Mengapa penulis menyebutkan banyak data di sini?” Jika data tidak terkait langsung dengan argumen utama, pertanyaan ini bisa membingungkan.
  • Lakukan“Bagaimana data ini mendukung argumen utama penulis?” Fokuskan pertanyaan pada hubungan antara data dan argumen, sehingga lebih relevan.

Kesalahan 3: Tidak Mencatat Jawaban

  • Jangan: Membaca tanpa mencatat jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Ini membuat proses membaca kurang efektif karena informasi bisa mudah terlupakan.
  • Lakukan: Gunakan template atau aplikasi catatan untuk mencatat pertanyaan dan jawabanmu. Contohnya, tuliskan:
    • Pertanyaan: Apa bukti utama yang digunakan penulis?
    • Jawaban: Data survei dari 100 responden pada tahun 2023.

Kesalahan 4: Mengabaikan Perspektif Penulis

  • Jangan“Apakah teks ini benar?” Pertanyaan ini cenderung menilai tanpa memahami konteks.
  • Lakukan“Apakah penulis menunjukkan bias tertentu dalam argumennya?” Pendekatan ini lebih kritis dan membuka ruang untuk analisis lebih mendalam.

Tips untuk Menghindari Kesalahan:

  • Selalu fokus pada tujuan teks dan relevansinya dengan argumen utama.
  • Gunakan catatan untuk mencatat pertanyaan dan jawabannya agar proses membaca lebih terstruktur.
  • Jangan takut salah! Latihan akan membuatmu lebih mahir dalam mengajukan pertanyaan yang efektif.

Tools dan Sumber Daya untuk Membaca Kritis

Meski harus membaca kritis, teknik ini tidak harus dibuat rumit. Apalagi, jika kamu memanfaatkan berbagai tools dan sumber daya yang tersedia. Berikut beberapa rekomendasi yang bisa kamu coba:

1. Google Scholar

Alat ini membantu kamu menemukan sumber akademis yang kredibel, seperti jurnal ilmiah, makalah konferensi, atau buku.

Cara menggunakannya: Ketik kata kunci dari topik yang ingin kamu dalami, lalu pilih artikel yang relevan. Misalnya, cari “teknik bertanya dalam membaca kritis” untuk mendapatkan literatur terkait.

2. Notion

Notion adalah aplikasi serbaguna untuk mencatat pertanyaan, jawaban, dan poin penting dari bacaanmu. Kamu bisa mencoba membuat template khusus, seperti:

  • Judul Bacaan
  • Pertanyaan
  • Jawaban
  • Bukti Pendukung

3. Highlighting Tools

Alat ini bisa membantu kamu menandai bagian penting dalam teks yang sedang kamu baca.

Rekomendasi alat:

  • Aplikasi seperti Adobe Reader untuk file PDF.
  • Browser extension seperti Hypothesis untuk memberi catatan langsung di artikel online.

4. Grammarly dan Hemingway Editor

Membantu kamu memeriksa kualitas argumen atau ringkasan yang kamu buat dari bacaan. Grammarly mengevaluasi kejelasan tulisanmu, sedangkan Hemingway Editor memastikan teks lebih mudah dipahami.

5. Aplikasi Manajemen Referensi (Zotero atau Mendeley)

Alat ini berfungsi untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mengelola referensi bacaanmu. Ini sangat membantu saat kamu menulis makalah akademis.

Cara Mengoptimalkan Penggunaan Tools:

  • Pilih alat yang sesuai dengan kebutuhanmu. Kalau kamu lebih suka mencatat manual, gunakan buku catatan dengan template sederhana.
  • Gabungkan beberapa tools untuk hasil maksimal, seperti menggunakan Google Scholar untuk sumber dan Notion untuk mencatat pertanyaan.

Langkah Selanjutnya!

Saatnya kamu terapkan teknik bertanya dalam membaca kritis! Kamu bisa mulai dari teks sederhana, seperti artikel akademis atau buku yang relevan dengan kuliahmu.

Bagi kamu yang baru tahu dan mulai menerapkan teknik ini, pelan-pelan saja. Seiring waktu, pertanyaan yang kamu buat akan semakin spesifik dan tajam.

Tetap semangat dalam belajar dan jadilah pembaca yang lebih cerdas dan kritis!

FAQ: Teknik Bertanya dalam Membaca Kritis

1. Bagaimana cara memulai membaca kritis jika saya merasa teks terlalu sulit?

Mulailah dari bagian pendahuluan dan kesimpulan teks. Ajukan pertanyaan sederhana seperti, “Apa topik utama teks ini?” atau “Apa yang ingin dicapai penulis?”.

2. Apakah teknik bertanya hanya berlaku untuk teks akademis?

Tidak! Teknik ini juga bisa diterapkan pada artikel opini, laporan berita, bahkan presentasi. Intinya adalah memahami ide utama dan mengevaluasi argumen.

3. Bagaimana cara melatih teknik ini agar jadi kebiasaan?

Gunakan checklist pertanyaan setiap kali membaca. Kamu juga bisa mencatat hasilnya di aplikasi seperti Notion atau jurnal khusus.

4. Apakah ada cara cepat untuk mengevaluasi bias penulis?

Ya, periksa apakah penulis menyajikan berbagai sudut pandang atau hanya berfokus pada satu argumen. Bandingkan juga dengan sumber lain untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.

5. Bagaimana jika saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang saya buat?

Itu hal yang wajar. Teks yang kompleks memang memerlukan waktu untuk dipahami. Jika menemui kesulitan, coba cari sumber tambahan atau diskusikan dengan teman.

Share to:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *